Senin, 07 Desember 2009

Microsoft Project Profesional 2007 merupakan software administrasi proyek, yang digunkan untuk melakukan perencanaan, pengelolaan, pengawasan, dan pelaporan data-data dari suatu proyek. Kemudahan penggunaan dan keleluasaan lembar kerjaserta cakupan unsur-unsur proyek menjadikan software ini sangat mendukung proses administrasi sebelum proyek.
Microsoft Project 2007 memberikan unsur-unsur manajeman proyek yang sempurna dengan memadukan kemudahan penggunaan, kemampuan, dan fleksibilitas sehingga penggunanya dapat mengatur proyek secara lebih efisien dan efektif. Anda akan mendapatkan informasi, mengendalikan pekerjaan proyek, jadwal, laporan keuangan, serta mengendalikan kekompakan tim proyek. Anda juga akan lebih produktif dengan mengintegrasikan program-program Microsoft Office yang familiar, membuat pelaporan yang kuat, perencanaan yang terkendali dan sarana yang fleksibel.
Microsoft Project 2007 merupakan software yang dapat digunakan untuk membuat rancangan proyek serta melakukan manajemen dalam proyek tersebut. kelengkapan fasilitas dan kemampuannya yang luar biasa dalam pengolah data-data proyek menjadikan software ini paling banyak dipakai oleh operator komputer. ini karena keberadaannya benar-benar mampu membnatu dan memudahkan pemakai dalam menyelesaikan pekerjaan, terutama pekerjaan yang berhubungan dengan olah data proyek.
Microsoft Office Project 2007 bisa dijalanlam dengan berbagai cara, bisa menggunakan Terminal Server, Web Access, dengan beberapa aplikasi tambahan seperti Internet Explorer. Selain itu, Microsoft Office Project Server 2007 bisa dipasang diatas Microsoft Share Point Server. Dan tentu saja apabila aplikasi ini dipasang di komputer server semua client yang mempunyai account di server bisa menggunakan aplikasi ini.Microsoft Office Project Server 2007 ataupun Microsoft Office Project 2007 Professional sama-sama aplikasi yang didesain khusus untuk mengelola manajemen proyek. Dengan menggunakan Microsoft Project 2007 para penentu kebijakan dan perencana termasuk eksekutif bisa mengatur, merencanakan, menyusun jadual, menentukan kapan suatu proyek dimulai dan kapan proyek tersebut akan berakhir.Dengan Microsoft Project 2007 semua kebutuhan yang berhubungan dengan perencanaan proyek dapat dengan mudah ditangani.

Minggu, 22 November 2009

Metode perencanaan sistem informasi

Ada 2 jenis metode prototype yang dikembangkan yakni metode Prototype pertama lebih singkat dan kurang rinci dibandingkan metode prototype jenis yang kedua.
Metode Prototype 1.
1. Mengidentifikasi Kebutuhan pemakai
Analist sistem melakukan studi kelayakan dan studi terhadap kebutuhan user, yang meliputi model interface, teknik prosedural maupun teknologi yang digunakan.
2. Mengembangkan Prototpe
Analist sistem bekerja sama dengan programer mengembangkan prototype sistem untuk memperlihatkan kepada manajer rumah sakit pemodelan yang akan dibangun.
3. Menentukan prototype
Analist sistem mendeteksi dan mengidentifikasi sejauh mana pemodelan yang dibuat sesuai dengan harapan user termasuk perbaikan-perbaikan yang diinginkan atau bahkan harus merombak secara keseluruhan.
4. Penggunaan Prototype
Analist sistem akan menyerahkan kepada programmer untuk mengimplementasikan model yang disetujui menjadi suatu sistem.
Selanjutnya pada metode prototype 2, ditambahkan langkah:
1. Menguji sistem operasional,
Programer akan melakukan ujicoba dengan data primer maupun sekunder untuk memastikan bahwa sistem dapat berlangsung dengan baik dan benar.
2. Menentukan sistem Operasional
Pada tahap ini sudah mulai negosiasi tentang sistem, apakah diterima atau tidak, perlu dirombak atau diteruskan.
3. Jika sistem telah disetujui , tahap terakhir adalah “Implementasi”.
Metode prototype ini cocok di gunakan untuk pengembangan skala kecil karena kurang rincinya tahapan yang dilalui dan kurangnya proses dokumentasi.
Keuntungan dan kerugian dengan metode Prototype.
Keuntungan yang diperoleh dengan metode ini:
- Terjadi komunikasi aktif antara analist , programer, user dan manajer RS
- User ikut terlibat secara aktif dan partisipatif dalam menentukan model sistem yang digunakan, dengan kata lain “Sistem dengan perspektif pemakai”.
- Dengan metode ini meningkatkan kepuasan user karena harapan dan keinginan dapat terimplementasi dengan baik, sementara biaya pengembangan sistem menjadi lebih hemat.
Kerugian yang dapat terjadi
- Kurangnya dokumentasi sehingga bila terjadi kesalahan cukup sulit untuk memperbaikinya.
- User dalam perjalanan pembangunan sistem mengembangkan ide-ide dan gagasannya sehingga kadang menjadi sangat luas dan sulit untuk diimplementasikan.
So…pada tulisan berikutnya akan kami bahas metode daur hidup yang bisa jadi cocok untuk pengembangan sistem informasi di rumah sakit karena harus melewati tahap-tahap perencanaan, implementasi, evaluasi , penggunaan dan pemeliharaan.

Teknik Terstruktur (Cont’d)
 Analisis Terstruktur Modern merupakan teknik yang berorientasi kepada proses yang paling populer dan banyak digunakan dewasa ini.
 Pemodelan Data merupakan suatu teknik yang berorientasi kepada data dengan menunjukkan sistem hanya datanya saja terlepas dari bagaimana data tersebut akan diproses atau digunakan untuk menghasilkan informasi.
 Analisis Terstruktur Modern merupakan teknik yang berorientasi kepada proses yang paling populer dan banyak digunakan dewasa ini.
 Pemodelan Data merupakan suatu teknik yang berorientasi kepada data dengan menunjukkan sistem hanya datanya saja terlepas dari bagaimana data tersebut akan diproses atau digunakan untuk menghasilkan informasi.
 Metode ini memiliki tujuh tahapan, meliputi :
Metode Soft System
1. Masalah relatif bagi setiap orang; masalah tidak terstruktur
2. Menyusun problematique diagram dan rich picture
3. Menyusun konsep model terdiri dari SI dan strategi yang mungkin digunakan
4. Membandingkan antara masalah dalam tahap dua dengan model pada tahap tiga diatas
5. Diskusi untuk menghasilakna suatu SI dan strategi yang sesuai dengan kultur yang ada
6. Menyusun Proposal, strategi dan taktik untuk menyelesaikan masalah

Selasa, 17 November 2009

Bab I
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pada zaman era globalisasi ini kemungkinan banyak akses untuk mecari informasi dari segala penjuru dunia salah satunya adalah melalui perpustakaan yang sudah benyak didirikan. Dengan adanya perpustakaan kita juga dapat mencari, menglola ataupun menyimpan data atau yang dikenal dengan perpustakaan digital.
Dalam dunia pendidikan perpustakaan sangat berperan penting sebagai sarana informasi yang diperlukan sebagai sumber belajar namun dalam dunia pendidikan perpustakaan adalah mengoptimalkan fungsi perpustakaan adalah minat baca yang harus dimiliki oleh seseorang dan juga menejeman perpustakaan yang dapat meningkatkan minat baca. Namun kenyataanya perpustakaan yang ada di sekolah tidak dapat meningkatkan fungsi perpustakaan dengan baik. Masih banyak kendala yang dialami oleh sekolah. Salah satunya adalah kurangnya pengetahuan para pengelola perpustakaan tentang menejemen perpustakaan.
Untuk mewujudkan kondisi perpustakaan sesuai dengan fungsi dan peranannya maka perpustakaan harus di rubah dan dikelola dengan baik bagaimana mengelola menejemen dan juga sistem operasionalnya dari perpustakaan manual/tardisional menjadi perpustakaan yang berbasis pada teknologi informasi dan komunikasi (perpustakaan digital). Dengan menerapkan teknologi informasi dan komukasi diharapakn setiap perpustakaan secara bertahap dapat mengejar ketinggalannya dari perpustakaan-perpustakaan yang lebih maju dan lebih modern serta dapat mengoptimalkan fungsi perpustakaan bagi masyarakat. Dan kebanyak juga buku-buku yang ada di perpustakaan sekolah kebanyakan membahas hal-hal teknis tentang penyelengaraan perpustakaan dan bukan menejemen dari perpustakaan itu sendiri.
Bab II
Pembahasan
perpustakaan merupakan salah satu sarana pembelajaran yang dapat menjadi sebuah kekuatan untuik mencerdasakan bangsa. Perpustakaan memilki pereanan penting dalam hal ilmu pengetahuan, dan perpustakaan juga memiliki sistem informasi tentang ilmu pengetahuan. Dan juga perpustakaan merupakan jantung kehidupan dalam ilmu pengetahuan.
Secara tradisional arti dari perpustakaan adalah sebuah koleksi pribadi perseorangan namun lebih umum dikenal sebagai sebuah koleksi bukui yang disimpan Untuk memenuhi kebutuhan informasi kepada masyarakat pengguna jasa perpustakaan diperlukan suatu pengembangan koleksi perpustakaan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan terpenuhi. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Magrill dan Corbin (dalam Qalyubi, 2007) bahwa pengembangan koleksi bahan pustaka merupakan serangkaian proses kegiatan yang bertujuan memepertemukan pemakai dengan rekaman informasi dalam lingkungan perpustakaan atau unit perpustakaan. Dalam proses pengembangan dan pengolahan bahan pustaka di perpustakaan. Perkembangan perpustakaan berbasis teknologi informasi bagi pengelola perpustakaan dapat membantu pekerjaan di perpustakaan melalui fungsi otomasi perpustakaan, sehingga proses pengelolaan perpustakaan lebih efektif dan efisien. Fungsi otomasi perpustakaan menitikberatkan pada bagaimana mengontrol sistem administrasi layanan secara otomatisl terkomputerisasi. Sedangkan bagi pengguna dapat membantu mencari sumber informasi yang diinginkan dengan menggunakan catalog on-line yang dapat diakses melalui internet, sehingga pencarian informasi dapat dilakukan kapan dan dimanapun ia berada. Idealnya, setiap perpustakaan memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi untuk mendukung pengelolaan koleksi perpustakaan. Diperlukan beberapa perangkat untuk pengelolaan perpustakaan berbasis Teknologi Informasi.
Pengolahan Bahan Pustaka
1.Kebijakan pengembangan Koleksi
Kebijakan pengembangan koleksi yaitu proses memastikan bahwa kebutuhan informasi dari para pengguna jasa perpustakaan akan terpenuhi secara tepat waktu dan tepat guna dengan memanfaatkan sumber-sumber informasi yang dihimpun oleh perpustakaan.
2.Seleksi Bahan Pustaka
Seleksi dapat diartikan secara umum sebagai tindakan, cara atau proses memilik. Dalam hubungannya dengan pengembangan koleksi bahan pustaka dimaksudkan bahwa kegiatan mengidentifikasi rekaman informasi yang akan ditambahkan pada koleksi yang sudah ada diperpustakaan.
Dalam seleksi bahan pustaka yang perlu diperhatikan seperti; 1) tujuan, cakupan dan kelempok pembaca; 2) Tingkat koleksi; 3) otoritas dan kredibilitas pengarang; 4) harga; 5) Kemutahiran; 6) penyajian fisik buku; 7) Struktur dan metode penyajian; indek dan abstrak.
3.Sumber-sumber seleksi (alat bantu seleksi)
Sumber-sumber seleksi bahan pustaka atau alat bantu dalam menyelsi bahan pustaka yang akan diadakan oleh perpustakaan antara lain : Katalog penerbit, bibliografi, tokoh buku serta judul-judul buku yang diambil di internet dan sebagainya.
 
 
4.Pengadaan bahan pustaka
Pengadaan bahan pustaka adalah merupakan proses pembelian bahan pustaka yang dibutuhkan oleh perpustakaan yang biasanya berdasarkan kebutuhan para pengguna jasa perpustakaan.
5.Invetarisasi
Inventarisasi adalah merupakan pencatatan bahan pustaka baik yang didapat dari pembelian, hadiah, wakaf, tukar menukar kedalam buku induk.
Tujuan infentarisasi adalah : 1) mempermudah pustakawan dalam pengadaan bahan pustaka berikutnya, 2) memudahkan pustakawan untuk mengawasi terhadap koleksi yang dimiliki, 3) memudahkan pustakawan dalam pelaporan tahunan tentang jumlah koleksi yang dimiliki.
6.Pemberian Stempel perpustakaan.
Pemberian stempel perpustakaan bertujuan untuk memberikan identitas tentang koleksi bahan pustaka yang dimilki oleh perpustakaan. Dalam pemberian stempel ini terdiri dari stempel hak milik dan stempel inventarisasi yang letaknya sesuai dengan standar perpustakaan.
7.Katalogisasi
Proses katalogisasi merupakan pembuatan identitas atau data bibliografi bahan pustaka dengan tujuan mempermudah pengguna jasa perpustakaan untuk temu kembali informasi bahan pustaka. Data bibliografi tersebut biasanya terdiri dari, pengarang, pengarang tambahan, judul, anak judul, judul seragam, penerbit, tempat terbit, edisi, tahun terbit,bibliografi, jumlah halam dll. Catalog ini pada umumnya terbagi atas catalog judul, pengarang dan subyek.
Pengolahan Bahan Pustaka
1.Kebijakan pengembangan Koleksi
Kebijakan pengembangan koleksi yaitu proses memastikan bahwa kebutuhan informasi dari para pengguna jasa perpustakaan akan terpenuhi secara tepat waktu dan tepat guna dengan memanfaatkan sumber-sumber informasi yang dihimpun oleh perpustakaan.
2.Seleksi Bahan Pustaka
Seleksi dapat diartikan secara umum sebagai tindakan, cara atau proses memilik. Dalam hubungannya dengan pengembangan koleksi bahan pustaka dimaksudkan bahwa kegiatan mengidentifikasi rekaman informasi yang akan ditambahkan pada koleksi yang sudah ada diperpustakaan.
Dalam seleksi bahan pustaka yang perlu diperhatikan seperti; 1) tujuan, cakupan dan kelempok pembaca; 2) Tingkat koleksi; 3) otoritas dan kredibilitas pengarang; 4) harga; 5) Kemutahiran; 6) penyajian fisik buku; 7) Struktur dan metode penyajian; indek dan abstrak.
3.Sumber-sumber seleksi (alat bantu seleksi)
Sumber-sumber seleksi bahan pustaka atau alat bantu dalam menyelsi bahan pustaka yang akan diadakan oleh perpustakaan antara lain : Katalog penerbit, bibliografi, tokoh buku serta judul-judul buku yang diambil di internet dan sebagainya.
 
 
4.Pengadaan bahan pustaka
Pengadaan bahan pustaka adalah merupakan proses pembelian bahan pustaka yang dibutuhkan oleh perpustakaan yang biasanya berdasarkan kebutuhan para pengguna jasa perpustakaan.
5.Invetarisasi
Inventarisasi adalah merupakan pencatatan bahan pustaka baik yang didapat dari pembelian, hadiah, wakaf, tukar menukar kedalam buku induk.
Tujuan infentarisasi adalah : 1) mempermudah pustakawan dalam pengadaan bahan pustaka berikutnya, 2) memudahkan pustakawan untuk mengawasi terhadap koleksi yang dimiliki, 3) memudahkan pustakawan dalam pelaporan tahunan tentang jumlah koleksi yang dimiliki.
6.Pemberian Stempel perpustakaan.
Pemberian stempel perpustakaan bertujuan untuk memberikan identitas tentang koleksi bahan pustaka yang dimilki oleh perpustakaan. Dalam pemberian stempel ini terdiri dari stempel hak milik dan stempel inventarisasi yang letaknya sesuai dengan standar perpustakaan.
7.Katalogisasi
Proses katalogisasi merupakan pembuatan identitas atau data bibliografi bahan pustaka dengan tujuan mempermudah pengguna jasa perpustakaan untuk temu kembali informasi bahan pustaka. Data bibliografi tersebut biasanya terdiri dari, pengarang, pengarang tambahan, judul, anak judul, judul seragam, penerbit, tempat terbit, edisi, tahun terbit,bibliografi, jumlah halam dll. Catalog ini pada umumnya terbagi atas catalog judul, pengarang dan subyek.
10.Penginputan kedalam Data Base
Penginputan adalah salah satu proses pemasukan data bibliografi bahan pustaka kedalam computer. Tujuannya adalah untuk membuat suatu pangkalan data bahan pustaka di perpustakaan dalam suatu server sehingga lebih mudah untuk dikoneksikan terhadap suatu jaringan apakah dalam bentuk LAN, WAN, atau ke Internet.
11.Scenning
Scenning dilakukan dalam rangka mengalihmediakan bahan pustaka kedalam bentuk elektronik baik ke dalam data base maupun kedalam bentuk CD atau bentuk elektronik yang lainnya. Tujuan pengalihan adalah untuk memudahkan pengguna jasa perpustakaan dalam menelusuri bahan pustaka, termasuk untuk mengawetkan bahan pustaka.
Layanan Perpustakaan
Layanan pada dasarnya adalah orang yang memberikan atau mengurus apa yang diperlukan oleh orang lain baik berupa barang atau jasa kepada pengguna jasa perpustakaan yang membutuhkan suatu informasi. Layanan perpustakaan digital adalah pelayanan yang berorientasi pada pelayanan yang menggunakan computer, sehingga semua aktivitas yang berada didalam instansi atau organisasi tersebut diarahkan dengan menggunakan teknologi computer. Seperti yang dikemukakan oleh Gronroos (dalam Ratminto dan Winarsih, 2006:2) mendefenisikan pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata(tidak dapat diraba) yang terjadi akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen/pelanggan.
Dalam menyelenggarakan manajemen pelayanan dengan baik harus kita memperhatikan prinsip-prinsip manajemen pelayanan seperti :
1.Identifikasi kebutuhan konsumen yang sesungguhnya.
2.Sediakan pelayanan terpada (one stop shop)
3.Membuat system yang mendukung konsumen
4.Mengusahakan agar semua staf atau karyawan bertanggung jawab atas kualitas pelayanan
5.Melayani keluhan konsumen dengan baik
6.Terus berinovasi
7.Karyawan sama pentingnya dengan konsumen
8.Bersikap tegas tapir amah terhadap konsumen
9.Jalin komunikasi dan interaktif khusu kepada pelanggan
10.Selalu mengontrol kualitas.
Pelayanan diperpustakaan yang sudah mulai berorientasi pada komputerisasi walaupun masih memilki kendalah dan hambatan-hambatan tetapi itulah yang menjadi tantangan bagi pengelolah perpustakaan. Untuk itu diharapakan layanan perpustakaan harus memberikan pelayanan prima, yaitu suatu sikap atau cara pustakawan dalam melayani pengguna jasa perpustakaan dengan prinsip people based service ( layanan yang berbasis pengguna ) dan Service excellence (Layanan unggulan). Antara kedua prinsip tersebut diatas pada dasarnya mengandung lima unsur pokok antara lain : 1) kecepatan; 2) ketepatan; 3)kebenaran; 4)keramahan; dan 5) kenyamanan/keamanan. Namun demikian terlaksananya layanan seperti yang diaharapkan diatas tercapai apabila semua unsur mendukungnya mulai dari puncak pimpinan sampai pada staf perpustakaan serta didukung dengan manajemen yang mantap. Selain hal tersebut diatas perlu juga melihat kualitas jasa layanan seperti :reliabilytas, responsiveness, assurance, empaty dan tangibles.
Pelayanan yang dilakukan terdiri dari, pelayanan sirkulsi, referensi, koleksi langkah, layanan koleksi deposit, layanan pemeliharan bahan pustaka dan layanan otomasi perpustakaan. Dari masing-masing layanan tersebut dapat kita uraikan sebagai berikut : 
1.Layanan sirkulasi
Layanan sirkulasi adalah layanan dimana pengguna jasa perpustakaan akan menerima pelayanan dari pengelolah perpustakaan. Pelayanan sirkulasi memiliki kegiatan-kegiatan antara lai : Mengadakan pendaftaran anggota baru, Peminjaman,Pengembalian, Pemugutan denda,penaglian, Pemugutan denda,penagihan, pembuatan statistic serta hubungan dengan masyarakat.
2.Layanan referensi
Layanan referensi adalah merupakan salah satu layanan perpustakaan dimana berhubungan langsung dengan pengguna jasa perpustakaan. Dalam layanan referensi ini kebanyakan petugas menerima pertanyaan-pertanyaan dari pengguna jasa perpustakaan. Koleksi-koleksi referensi seperti : Ensiklopedia,Kamus,Buku Tahunan/almanak, Bukua petunjuk, buku pegangan/buku pedoman, bibliografi, indeks, abstarak, peta, penerbitan pemerintah, sumber biografi dan sumber-sumber ilmu buni lainnya.
 
3.Layanan Koleksi Langkah
Layanan koleksi langka adalah layanan terhadap pengguna jasa perpustakaan terhadap koleksi-koleksi yang ada diperpustakaan termasuk buku-buku tua, yang kadang berbahasa asing.
4.Layanan Koleksi Deposit
Layanan Koleksi deposit adalah layanan terhadap pengguna jasa perpustakaan terhadap koleksi-koleksi khusus terbitan daerah Sulawesi selatan.
5.Layanan Pelsetarian Bahan Pustaka
Layanan pelestaraian bahan pustaka diperuntukan bagi pengguan jasa perpustakaan yang membutuhkan informasi mengenai bagaimana cara merawat dan memperbaiki bahan pustaka yang rusak termasuk didalamnya bagaimana menjilid surat kabar dan majalah.
6.Layanan Otomasi perpustakaan
Layanan otomasi perpustakaan dimana layanan ini memberikan pelayanan kepada pengguna jasa perpustakaan bagaimana menggunakan computer dalam menelusuri koleksi bahan pustaka, pengalih median bahan pustaka serta pelayanan internet.
Kesimpulan
Sudah tidak relevan lagi apabila perpustakaan diklaim sebagai gudang buku yang berdebu. Perpustakaan mempunyai peranan penting, apabila dikelola dengan baik akan memberikan dampak positif bagi kecerdasan dan kehidupan bangsa. Diwujudkannya perpustakaan modern (digital) dan penerapan otomasi perpustakaan dapat memberikan kesempatan kepada pengguna mengembangkan pengetahuannya secara mandiri. Perbaikan manajemen merupakan strategi memperbaiki citra perpustakaan, sehingga perpustakaan menjadi sebuah pusat informasi yang modern dan profesional.
Adanya pelayanan perpustakaan yang berorientasi pada pelayanan prima, dimana pelayanan tersebut harus berorientasi pada kepentingan pengguna jasa perpustakaan baik yang bersifat intern maupun yang bersifat ekstern. Disamping itu perlu memperhatikan kualitas layanan yang terdiri dari : reliabilytas, responsiveness, assurance, empaty dan tangibles.
Daftar pustaka 
Ratminto dkk. 2006. Manajemen Pelayanan : Pengembangan Model Konseptual, Penerapan Citizen̢۪s Carter dan Standar Pelayanan Minimal, Yogyakarat : Pustaka Pelajar.
 Hasibuan, Zainal A. 2005. Pengembangan Perpustakaan Digital. Makalah Pelatihan Pengelola Perpustakaan, Bogor, 17-18 Mei 2005.

Qalyubi, Syihabuddin, dkk. 2007. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Yogyakarta : Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab UIN Yogyakarta.

Rabu, 11 Maret 2009

TTS


Across:

5.

rukun islam yang pertama

6.

merasa dirinya lebih dari orang lain

8.

bersungguh-sungguh

9.

pemimpin dalam shalat

12.

keistimewaan yang dimilki oleh nabi

14.

arah shalat

16.

maha pencipta

17.

mengelilingi ka'bah

18.

perbuatan yang menyekutukan Allah

20.

percaya

22.

dapat di percaya

23.

malaikat yang menyampaikan wahyu

24.

sebelum melakukan shalat

Down:

1.

makhluk Allah yang diciptakan dari cahaya

2.

mau menerima apa yang telah diberikan

3.

maha mendengar

4.

mengakui kesalahan dirinya

7.

perhitungan amal

10.

kelahiran Nabi Muhammad

11.

cahaya

13.

malaikat yang meniup sangkakala

15.

antonim halal

17.

kitab yang diturunkan kepada Nabi Musa

19.

penceramah jumat

21.

Allah itu ada

hai

halooo